Disusun Oleh :
Larasati(112120207)
Leli Daryati(112120208)
Fadhilatun Nissa(112120198)
PROGRAM STUDY BAHASA INGGRIS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2012
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Ibu Amalia adalah guru SMK Wiratama dan menjadi wali kelas IX. Ia memiliki
catatan tentang tentang perilaku tentang belajar peserta didik SMK. Catatan
tersebut merupakan hasil pengamatan, wawancara dengan peserta didiknya, dan
kutipan hasil dari guru lain. Dari catatan tersebut Inu Amalia menarik
kesimpulan sementara sebagai berikut. Pertama, ada peserta didik yang tampak
segan untuk belajar,karena tidak mengetahui apa kegunaan mata pelajaran
sekolah. Hasil belajar peserta didik tersebut tergolong rendah. Setelah guru
memberitahu tentang kegunaan mata pelajaran, peserta didik tersebut mengubah
perilaku belajarnya. Dan pada nilai akhirnya ia tergolong baik. Kedua, ada peserta didik yang tampak segan belajar
karena pergaulan dengan temannya jua urusan tentang keluarganya. Hasil belajar
peserta diik tersebut menurun kmenjadi sedang. Stelah guru tersebut menghubungi
teman sekolah dan keluarga peserta didik tersebut, siswa tersebut mengubah
perilaku belajatnya dan tampak penuh semangat.hasil belajarnya menjadi sangat
baik. Ketiga, ada peserta didik yang rajin dan semangat belajar tinggi. Padahal
siswa tersebut mengalami keadaan yang mengganggu konsentrasi belajar. Siswa ini
mampu mengatasi gangguan dan hambatan belajar. Ia menggunakan kesempatan
belajar dengan baik,seperti di perpustakaan dan sumber belajar lain. Hasil
belajarnya sangat baik, karena bersemangat belajar.
Dari catatan pengalam guru tersebut,
tampaknya guru perlu memperhatikan kondisi ekstern belajar dan intern siswa yang belajar. Sejalan dengan hal
tersebut di atas, maka dalam makalah ini akan memberitahukan tentang pengertian
motivasi dan pentingnya miotivasi ,jenis,dan sifat motivasi, juga upaya
peningkatan motivasi belajar peserta didik
BAB
II
PEMBAHASAN
A. MOTIVASI
DAN PENTINGANYA MOTIVASI
1.
Pengertian
Motivasi
Pada diri siswa terdapat kekuatan mental yang
menjadi penggerak belajar. Kekuatan penggerak tersebut berasal dari berbagai
sumber. Pada peristiwa pertama , motivasi siswa yang rendah menjadi lebih baik
setelah siswa memperoleh informasi yang benar. Pada peristiwa kedua, motivasi
belajar menjadi rendah dan dapat diperbaiki kembali. Pada kedua peristiwa tersebut peranan guru
untuk mempertinggi motivasi belajar siswa sangat berarti. Pada peristiwa
ketiga. Motivasi belajar siswa tergolong tinggi. Timbul pertanyaan-pertanyaan seperti (i) kekuatan
apa yang menjadi penggerak belajar siswa,(ii)berapa lama kekuatan tersebut
berpengaruh dalam kegiatan belajar, dan(iii) dapatkah kekuatan tersebut
dipelihara?
Adapun pengertian motivasi menurut Mc Donald bahwa motivasi adalah
perubahan energi dalam diri seseorang yang di tandai dengan munculnya feeling
dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian menurut
Mc Donald inin mengandung tiga elemen (ciri) pokok dalam motivasi itu,yakni
motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi, di tandai dengan adanya
feeling dan dirangsang karena adanya tujuan.
Siswa belajar karena di dorong
oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental tersebut berupa keinginan, perhatian,
kemauan, atau cita-cita. Kekuatan mental tersebut dapat tergolong rendah atau
tinggi. Ada ahli psikologi pendidikan yang menyebut kekuatan yang mendorong
terjadinya belajar tersebut sebagai motivasi belajar. Motivasi di pandang
sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia
termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung keeinginan yang
mengfaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku
individu belajar(koeswara 1989)
Ada tiga komponen utama dalam
motivasi belajar yaitu:
a.
Kebutuhan
b.
Dorongan
dan,
c.
Tujuan
Kebutuhan terjadi apabila individu merasa ada ketidakseimbangan anatara
apa yang ia miliki dan yang ia harapkan. Sebagai ilustrasi, siswa merasa hasil
belajarnya rendah, padahal ia memiliki buku pelajaran yang lengkap. Ia merasa cukup waktu, tetapi
ia kurang baik dalam mengatur waktu belajar. Waktu yang digunakannya tidak
memadai untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Ia membutuhkan hasil belajar
yang baik. Oleh karena itu siswa mengubah cara-cara belajarnya. Dorongan
merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau
pencapaian tujuan. Dorongan yang berorientasi pada tujuan tersebut
merupakaninti motivasi. Sebagai ilustrasi, siswa kelas tiga SMA memilki harapan
untuk dapat diterima sebagai mahasiswa fakultas teknik. Siswa tersebut memperoleh
hasil belajar rendah pada mata pelajaran matemaka, fisika, Dan kimia dalam
ulangan bulan kesatu.. menyadari hal
ini, maka siswa tersebut menambah kursus tambahan dan belaja lebih giat. Pada
ulangan bulan kedua hasil belajarnya bertambah baik. Menyadari hasil belajar
bertambah baik tersebut, maka semangat belajar siswa semakin tinggi. Tujuan
adalah hal yang ingin dicapai oleh
seorang individu. Tujuan tersebut mengarahkan perilaku dalam hal ini perilaku
belajar. Pada kasus siswa mengambil kursus dan bersemangat belajar tinggi
tersebut menunjukkan bahwa siswa bertujuan lulus UMPTN dan diterima di fakultas
teknik.
Ada baiknya bila pembahasan
dilanjutkan hal yang berkenaan dengan kebutuhan. Maslow membagi kebutuhan
menjadi lima tingkat,yaitu; kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan perasaan aman,
kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan diri, dan kebutuhan untuk
aktualisasi diri. Kebutuhan fisiologis berkenaan dengan kebutuhan pokok manusia
seperti pangan, sandang, dan perumahan. Kebutuhan rasa aman berkenaan dengan
keamanan yang bersifat dan psikologis. Sebagai ilustrasi, individu tidak boleh
diganggu secara fisik dan biarkan untuk berekreasi. Kebutuhan sosial berkenaan
dengan perwujudan berupa diterima oleh orang lain, jati diri yang khas, berkesempatan
maju, merasa diikiutsertakan,dan pemilikan harga diri. Sebagai ilustrasi,
individu duperbolehkan menumbuhkan jati dirinya,dan dia “diorangkan” oleh
masyarakatnya. Kebutuhan aktualisasi diri berkenaan dengan kebutuhan individu
untuk menjadi sesuatu yang sesuai dengan kemapuannya. Sebagai ilustrasi,
seorang anak desa boleh menjadi prajurit, berpangkat jenderal, dan menjadi
kepala negara, karena dia mampu dan diberi peluang.
Ahli lain, Mc, Cleland berpendapat bahwa
setiap orang memilki tiga jenis kebutuhan dasar, yakni: kebutuhan akan
kekuasaan, berafiliasi, berprestasi. Kebutuhan akan kekuasaan terwujud dalam
keinginan mempengaruhi orang lain. Kebutuhan berafiliasi tercermin dalam
terwujudnya situasi bersahabat dengan orang lain. Kebutuhan akan berprestasi
terwujud dalam keberhasilan melakukan tugas-tugas yang dibebankan.
Dari segi dorongan, menurut Hull dorongan atau motivasi berkembang untuk
memenuhi kebutuhan organisme. Disampng itu juga merupakan sistem yang
memungkinkan organisme dapat memelihara penyebab munculnya dorongan, dan
dorongan akan mengaktifkan tingkah laku mengembalikan keseimbangan fisiologis
organisme. Tingkahlaku organisme terjadi disebabkan oleh respon dari organisme,
kekuatan dorongan organisme, penguatan dua hal tersebut. Hull memang menekankan
dorongan sebagai motivasi penggerak utama perilaku, tetapi kemudian juga tidak
sepenuhnya menolak adanya pengaruh faktor-faktor eksternal. Dalam hal ini
insentif(hadiah atau hukuman) mempengaruhi intensitas dan kualitas tingkah laku
organisme.
Dari
segi tujuan, maka tujuan merupakan pemberi arah pada perilaku. Secara psikologis, tujuan
merupakan titik
akhir “sementara” pencapaian tujuan. Jika kebutuhan tercapai, maka kebutuhan
akan terpenuhi untuk “sementara”. Jika kebutuhan terpenuhi, maka orang akan
menjadi puas, dan dorongan mental untuk berbuat “terhenti sementara”.
Lama kekuatan mental dalam diri individu adalah sepanjang tugas
perkembangan manusia. Menurut Havighurst tugas-tugas perkembangan tersebut meliputi masa bayi, anak sekolah,
masa muda, masa dewasa muda, masa tengah baya, dan dewasa lanjut. Siswa
SLTP/SLTA memikul tugas perkembangan
masa muda. Dalam masa ini siswa belajar menerima pesan di komunitasnya, belajar
secara tanggungjawab demi masa depan sendiri, dan belajar berbagai keterampilan
hidup.
Menurut Monks, kekuatan mental
dapat di pelihara. perjalanan perilaku manusia dapat diperkuat dan
dikembangkan. Menurut Monks, paham-paham interaksionis, paham tugas
perkembangan, dan teori emansipasi mengakui pentingnya pemeliharaan kekuatan
motivasi belajar. Dorongan dari dalam atau mental dan pengaruh dari luar
berpengaruh pada kemajuan individu. Interaksi kekuatan mental dan lingkungan
luar tersebut ditentukan pula oleh respon dan prakarsa pribadi peilaku.
2.
Pentingnya
motivasi dalam belajar
Penelitian psikologi banyak menghasilkan teori-teori motivasi tentang
perilaku. Subjek yang diteliti dalam motivasi ada yang berupa hewan dan ada
yang berupa manusia. Peneliti yang menggunakan hewan tergolong peneliti
biologis dan behavioris. Peneliti yang menggunakan terteliliti manusia adalah
peneliti kognitif.
Perilaku terpenting bagi manusia adalah
belajar dan bekerja. Belajar menimbulkan perubahan mental pada diri siswa.
Bekerja menghasilkan sesuatu bermanfaat bagiu diri perilaku ataupun orang lain.
Motivasi belajar dan motivasi bekerja merupakan penggerak kemajuan masyarakat.
Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru.
Bagi siswa pentingnya motivasi belajar adalah sebagai berikut:
a.
Menyadarkan
kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir
b.
Menginformasikan
tentang kekuatan usaha belajar, yang di bandingkan dengan teman sebaya
c.
Mengarahkan
kegiatan belajar
d.
Membesarkan
semnagat belajar
e.
Menyadarkan
tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja
Motivasi belajar juga penting untuk diketahui
oleh guru yakni:
a.
Memnbangkitkan,
meningkatkan, dan memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil
b.
Mengetahui
dan memahami motivasi belajar siswa dikelas beemacam ragam
c.
Meningkatkan
dan menyadarkan guru untuk memilih salah satu diantara cermacam-macam peran
seperti penasihat, fasilitator dsb.
d.
Memberi
peluang guru untuk “unjuk kerja” rekayasa paedagogis.
B. JENIS
DAN SIFAT MOTIVASI
1.
Jenis
motivasi
Motivasi primer adalah motivasi yang di
dasarkan pada motif-motif dasar.
Motif-motif dasar tersebut umumnya berasal dari segi biologis atau jasmani
rohani. Manusia adalah makhluk berjasmani, sehingga perilakunya terpengaruh
oleh insting atau kebutuhan jasmaninya. Mc Dougall misalnya, berpendapat bahwa
tingkah laku terdiri dari pemikiran tentang tujuan, perasaan subjektif, dan
dorongan mencapai kepuasan. Insting itu memilki tujuan dan memerlukan pemuasan.
Tingkaglaku insting tersebut diaktifkan, dimodifikasi, dipicu secara spontan,
dan dapat di organisasikan. Di antara insting yang penting adalah memelihara,
mencari makan, melarikan diri, berkelompok, mempertahankan diri, rasa ingin
tahu, membangun, dan kawin.
Ahli lain, Freud berpendapat
bahwa insting memiliki empat ciri, yaitu tekanan, sasaran, objek, dan sumber.
Tekanan adalah kekuathadan yang memotivasi individu untuk bertingkah laku.
Semakin besar energi dalam insting, maka tekanan terhadap individu semakin
besar. Sasaran insting adalah kepuasan atau kesenangan. Objek insting adalah
hal-hal yang memuaskan insting. Hal-hal yang memuaskan insting tersebut dapat
berasal dari luar individu atau dari dalam individu. Adapun sumber insting
adalah keadaan kejasmanian individu. Segenap insting manusia dapat dibedakan
menjadi dua jenis yaitu insting kehidupan,dan insting kematian. Insting-insting
kehidupan terdiri dari insting yang bertujuan memelihara kelangsungan hidup.
Insting kehidupan seperti makan, minum, istirahat, dan memelihara keturunan.
Insting kematian teruju pada penghancuran, seperti merusak, menganiaya, atau
membunuh orang lain atau diri sendiri.
Menurut Freud, energi bekerja
memlihara keseimbangan fisik. Insting bekerja sepanjang hidup. Yang mengalami
perubahan adalah cara pemuasan atau objek pemuasan.
Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari. Hal ini berbeda
dengan motivasi primer. Sebagai ilustrasi, orang yang lapar akan tertarik pada
makanan tanpa belajar. Bekerja dengan baik termasuk motivasi sekunder. Bila
orang bekerja dengan baik, maka orang
tersebut akan mendapatkan uang. Uang merupakan penguat umum, agar orang bekerja
dengan baik. Setelah orang mendapatkan uang maka orang tersebut akan membeli
makana untuk menghilangkan rasa lapar.
Motivasi sosial atau motivasi
motivasi sekunder memgang peranan penting bagi kehidupan manusia. Para ahli
motivasi sekunder tersebut menurut pandangan yang berbeda-beda. Thomas dan
znaniecki menggolongkan motivasi sekunder menjadi keinginan-keinginan
(i)memperoleh pengalaman baru,(ii)untuk mendapat respon,(iii)memperoleh
pengakuan(iv)memperoleh rasa aman. Mc
Clenand menggolongakan menjadi kebutuhan –kebutuhan untuk (i) berprestasi,
(ii)memperoleh kasih sayang, (iii)memperoleh kekuasaan.
Maslow menggolongkannya menjadi kebutuhan-kebutuhan untuk(i)memperoleh
rasa aman, (ii) memperoleh kasih sayang dan kebersamaan, (iii)memperoleh penghargaan,
(iv)pemenuhan diri atau aktualisasi diri.
Ahli
lain, Mark menggolongkan motivasi sekunder menjadi (i)kebutuhan organisme
sperti ingin tahu, memperolah kecakapan, berprestasi dan(ii)motif-motif sosial
seperti kasih sayang, kekuasaan,m dan kebebasan.
Perilaku motivasi sekunder juga terpengaruh oleh adanya sikap. Sikap
adalah suatu motivasi yang di pelajari. Ciri-ciri sikap, yakni(i) merupakan
kecenderunga untuk berpikir, merasa, kemudian bertindak.(ii)memiliki daya
dorong bertindak,(iii) relatif bersifat tetap, (iv) berkecenderungan melakuakan
penilaian dan (v)dapat timbul dari pengalaman, dapat dipelajari atau berubah.
Faktor yang mempengaruhi perilaku antara lain
; emosi,adanya pengetahuan yang dipercaya, kebiasaan dan kemauan.
2.
Sifat
Motivasi
a.
Motivasi
internal(intrinsik) yang dikarenakan orang tersebut senang melakukanya.
Beberapa strategi untuk meningkatkan motivasi intrinsik:
Ø Penuhi kebutuhan dan sasaran pembelajar
Ø Berikan rasa memiliki kontrol dan pilihan
Ø Doronglah dan berikan ikatan sosial yang
positif
Ø Dukunglah rasa ingin tahu
Ø Lihatlah emosi yang kuat
Ø Dukunglah asupan nutrisi yang layak
Ø Sertakan inteligensia berganda
Ø Berbagi cerita sukses
Ø Berikan penghargaan
Ø Tingkatkan frekuensi umpan balik
Ø Kelola kondisi psikologis
Ø Berikan harapan untuk sukses
Ø Mode-peran kesenangan dalam belajar
Ø Tandai keksuksesan dan pencapaian dengan
kegembiraan
Ø Peliharalah lingkungan pembelajaran yang aman
secara fisik dan emosional
Ø Sertakan gaya belajar individu siswa
Ø Tanamkan keyakinan postif tentang kemampuan
dan konteks
b.
Motivasi
eksternal(ekstrinsik) adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada di
luar perbuatan yang dilakukannya. Orang berbuat sesuatu karena dorongan dari
luar seperti adanya hadiah dan menghindari hukuman.
C. MOTIVASI
DALAM BELAJAR
Guru adalah
pendidik yang berperan dalam rekayasa paedagogis. Ia menyusun desain
pembelajaran, dan dilaksanakan dalam proses belajr mengajar. Guru bertindak
membelajarkan siswa yang memilki motivasi instrinsik. Siswa adalah pelajar yang
paling berkpentingan dalam menghayati belajar. Ada siswa yang telah
berkeinginan memperoleh pengalaman sejak kecil. Siswa tersebut memilki motivasi
instrinsik. Siswa yang lain baru memiliki keinginan memperoleh pangalaman,
keterampilan dan pengetahuan berkat teman sebaya. Mereka memiliki motivasi
ekstrinsik. Dalam proses belajar mengajar, guru melakukan tindakan mendidik
seperti memberi hadiah, memuji, menegur, menghukum,memberi nasihat. Tindakan
guru tersebut berarti menguatkan motivasi intrinsik; tindakan guru mendorong
siswa untuk belajar, suatu penguatan
motivasi ekstrinsik. Siswa tertarik untuk belajar karena ingin
memperoleh hadiah atau mnghindari hukuman. Dalam hal ini siswa menghayati motivasi intrinsik atau motivasi
ekstrinsik. Dengan belajar yang termotivasi, sebagai siswa memperolah hasil
belajar. Dampak pengajaran adalah hasil belajar yang segera diukur,yang
terwujud dalam nilai rapor, EBTANAS, nilai ijazah, atau transkip IP. Dampak
pengiring adalah untuk kerja siswa setelah mereka lulus ujian atau merupakan
hasil transfer hasil belajar di sekolah.
Setelah siswa lulus sekolah, sekurang-kurangnya selesai wajib belajar seembilan
tahun, maka diharapkan mengembangkan diri lebih lanjut. Dengan memprogram
belajar sendiri bersinambungan, maka ia memperoleh hasil belajar atas tanggungjawab
sendiri.
1.
Unsur-Unsur
yang Mempengaruhi motivasi belajar
a.
Cita-cita
atau aspirasi siswa
b.
Kemampuan
siswa
c.
Kondisi
siswa
d.
Kondisi
lingkungan siswa
e.
Unsur-unsur
dinamis dalam belajar dan pembelajaran
f.
Upaya
guru dalam membelajarkan siswa
2.
Upaya Meningkatkan
Motivasi Belajar
Perilaku belajar merupakn salah satu
perilaku. Guru di sekolah menghadapi banyak siswa dengan bermacam-macam
motivasi belajar. Oleh karena itu peran guru cukup banyak untuk meningkatkan
belajar siswa
a.
Optimalisasi
Penerapan Prinsip Belajar
Dalam upaya pembelajaran guru berhadapan dengan siswa dan bahan belajar.
Untuk dapat membelajarkan atau mengajarkan bahan pembelajaran di persyaratkan ;
Ø Guru telah mempelajari bahan pembelajaran
Ø Guru telah memahami bagian-bagian yang mudah
, sedang, dan sukar
Ø Guru telah memiliki sifat bahan pelajaran
tersebut
Ø Guru telah menguasai cara-cara mempelajari
bahan
Upaya pembelajaran terkait dengan beberapa
prinsip belajar. Beberapa prinsip belajar tersebut antara lainsebagai berikut;
Ø Beljar menjadi bermakna apabila siswa
memahami tujuan belajar. Oleh karena itu guru menjelaskan tujuan belajar ecara
hierarkis.
Ø Belajar menjadi bermakna apabila siswa
dihadapkan pada urutan masalah yang menantang. Oleh karena itu peletakan urutan
masalah yang menantang harus disusun oleh guru dengan baik
Ø Guru mampu memusatkan segala kemampuan mental
siswa dalam program kegiatan tertentu
Ø Sesuai dengan perkembangan jiwa siswa, maka
kebutuhan bahan-bahan belajar siswa semakin bertambah, oleh karena itu guru
perlu mengatur dari yang paling sederhana sampai yang paling menantang
b.
Optimaliasi
Unsur Dinamis Belajar dan Pembelajaran
Guru adalah pendidik dan sekaligus pembimbing belajar. Upaya
optimalisasi tersebut sebagai berikut;
Ø Pemberian kesempatan pada siswa untuk
mengungkap hambatan belajar yang di alaminya
Ø Memelihara minat, kemauan, dan semangat
belajar sehingga terwujud tindak belajar
Ø Meminta kesempatan pada orang tua siswa atau
wali agar memberi kesempatan kepada siswa untuk beraktualisasi dalam belajar
Ø Memanfaatkan unsur-unsur lingkungan yang
mendorong belajar
Ø Menggunakan waktu secara tertib, penguat, dan
suasana gembira terpusat pada perilaku
belajar
Ø Guru merangsang siswa dengan penguatan rasa
percaya diri bahwa ia dapat mengatasi segala
hambatan dan pasti berhasil
c.
Optimalisasi
Pemanfaatan Pengalaman dan Kemampuan Siswa
Guru adalah penggerak perjalanan belajar bagi
siswa dan sebagai fasilitator. Maka upaya untuk mengoptimalkan pemanfaatan
pengalaman siswa adlah sebagai berikut;
Ø Siswa ditugasi membaca bahan belajar sebelumnya;tiap
mambaca bahan belajar siswa mencatat hal-hal yang sukar dan di serahkan kepada
guru
Ø Guru mempelajari hal-hal sukar bagi siswa
Ø Guru memecahkan hal-hal yang sukar dengan
mencari “cara memecahkan”
Ø Guru mengajarkan “cara memecahkan”dan
mendidikkan keberanian mengatasi kesukaran
Ø Guru mengajak serta siswa mengalami dan
mengatasi kesukaran
Ø Guru memberi kesempatan kepada siswa yang
mampu memecahkan masalah untuk membantu rekan-rekannya yang mengalami kesukaran
Ø Guru memberi penguatan kepada kepada siswa yang
berhasil mengatasi kesulitan sendiri
Ø Guru menghargai pengalaman dan kemampuan
siswa agar belajar secara mandiri
d.
Pengembangan
Cita-Cita dan Aspirasi Belajar
Cara mendidik dan mengembangkan cita-cita
dapat di lakukan dengan berbagai cara sebagai berikut;
Ø Guru menciptakan suasana belajar yang indah
dan tertib
Ø Guru mengikutsertakan semua siiswa untuk
memelihara fasilitas belajar
Ø Guru mengajak serta siswa untuk membuat
perlombaan unjuk belajar
Ø Guru mengajak serta orangtua siswa untuk
memperlengkap fasilitas belajar
Ø Guru memberanikan siswa untuk mencatat
keinginan-keinginan di notes pramuka, dan mencatat keinginan yang tercapai dan
tidak tercapai.
3.
MEMPERTAHANKAN
MOTIVASI SEPANJANG WAKTU
Kita semua tumbuh dan merasa letih karena
melakukan hal yang sama setiap hari. Suatu cara agar kita tidak bosan adalah
menjadwalkan sesuatu yang kita harapkan dan juga menyenangkan.
Peristiwa-peristiwa khusus dapat digunakan untuk tujuan akademis.
Ada beberapa alasan yang bagus untuk mengadakan kegiatan khusus misalnya,
hari kemerdekaan atau hari besar lainnya untuk tujuan akademik. Suatu saat
murid akan menyadari bahwa apa yang mereka pelajari di sekolah akan berguna
bagi masa depan. Mereka mengetahui bahwa apapun dapat dijadikan bahan
pelajaran, mendorong mereka untuk berintegrasi.
Jika
kemajuan sudah di buat, guru perlu mengajarkan pada murid untuk menggunakan
waktu daan energinya untuk waktu yang agak lama. Bagaimanpun, guru juga perlu
untuk menggunakan berbagai macam cara agar membuat murid termotivasi di dalam
sepanjang tahun. Meskipun nilai dan teknik tergantung pada isi kurikulum dan
tujuan pelajaran, model pembelajaran yang berbagai macam di perbolehkan asal
digunakan untuk memotivasi murid.
Beberapa Strategi untuk Membangun Motivasi
v Dukung keberagaman gaya pembelajaran
Pola belajar anak sering merupakan hasil dari
cara mereka diajar dan lingkungan pembelajaran beserta etos sekolah. Bagi
beberapa anak, pola ini sangat memuaskan karena gaya dan preferensi mereka
sesuai dengan yang ada di sekilah. Akan tetapi bagi bebreapa anak lain, pola
belajar tersebut tidak memuaskan. Karena alasan tersebut, penting kita
mendukung keberagaman preferensi pembelajaran anak. Dukungan ini8 dapat
dilakukan dengan menawarkan kepada mereka pilihan dan memberi mereka kesempatan
menggunakan gaya pembelajaran mereka sendiri di ruang kelas. Beberapa faktor
antara yang memengaruhi penggunaan gaya pembelajaran adalah budaya, iklim
sekolah, pengharapan guru dan orang tua, gaya mengajar dan norma serta praktik
di ruang kelas. Karena itu, penting kita ungkapkan faktor di atas dan
memastikan bahwa kita menggunakan fleksibilitas untuk mendukung keberagaman
tersebut.
v Dorong Kreatifitas
Bagi banyak pembelajar, kreatifitas mejdi
faktor utama motivasi. Miasalnya , penyanyi muda pop yang sedang menanjak yang
di arahkan oleh perusahaan rekaman meniru penyanyi lain dari waktu ke waktu.,
lama-lama dia akan lelah dan menjadi kurang termotivasi. Artis sangat perlu di
dorong untuk mengguankan kreatifitasnya dan sebenarnya ini dapat diterapkan pda
semua pembelajar. Banyak siswa ketika ditanya apakah mereka kreatif dengan
cepat mereka menjawab ‘tidak’ karena tidak memiliki kesempatan untuk kreatif.
v Pastikan kekuksesan dengan langkah-langkah
kecil prestasi
v Berikan umpan balik kepada siswa mengenai
kemajuan pribadi mereka sendiri
v Pembelajar harus percaya kemampuan diri
mereka
v Akui gaya individual tiap-tiap anak
v Pastikan bahwa tugas berkaitan dengan usia
dan minat
v Gunakan pengamatan untuk memulai mengetahui
preferensi anak di kelas Anda terhadap pembelajaran dan lingkungan
v Berfokuslah pada tugas dan kurikulum
v Gunakan beragam gaya belajar untuk pelajaran
di kelas
v Pastikan pelajarannya bermakna
v Minimalkan tekanan
v Kerja kelompok
v Penilaian diri
v Tunjukkan kemajuan
v Hindari potensi stigma
v Kembangkan tanggungjawab siswa
v Dukunglah pilihan siswa
v Beri siswa tanggung jawab atas pembelajaran
mereka sendiri
v Berfokuslah pada pembelajarn dan sekaligus
pengajaran
v Libatkan kelas ke dalam pengambilan keputusan
v Rayakan kesuksean
v Gunakan umpan balik positif
v Doronglah evaluasi diri
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Motivasi
merupakan hal terpenting dalam sebuah proses belajar di sekolah,di rumah, di
lingkungan masyarakat. Tanpa adanya motivasi dalam sebuah proses belajar
peserta didik tidak akan mampu mencapai sebuah cita-cita dan tujuan hidupnya.
Sebagai guru atau pun calon guru di masa yang akan datang harus mampu untuk
membangun motivasi peserta didik dan memberi semangat dimana pun mereka berada
terutama di dalam kelas sebagai sarana pembelajaran. Karena belajar peserta
didik tidak hanya di dalam kelas. Setiap pembelajaran mengandung makna yang
positif dan guru pun herus mempunyai kemampuan untuk menjadi sebuah tauladan
yang baik bagi siswa-siswanya.
B.
SARAN
Diharapkan penulis dapat mengetahui dan memperhatikan upaya dalam meningkatkan
motivasi belajar dan semoga makalah yang penulis susun dapat bermanfaat dan menjadi bekal bagi semua pembaca atau calon guru sebagai sarana untuk meningkatkan motivasi
belajar bagi peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Koeswara, E. 1989. Motivasi.
Bandung: Angkasa
Siagan, SP. 1989. Teori Motivasi
dan Aplikasinya. Jakarta: Bina Aksara
Jensen, eric. Brain-Based Learning.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
McLean, A. (2004) The Motivated
School. London: Sage
Syaiful Bahri Djamarah. (2002). Psikologi
belajar. (jakarta:Rineka Cipta)
Slot Games - Dr.MCD
ReplyDeleteThe best free slots games are 안동 출장마사지 made by software 경주 출장샵 providers 남양주 출장샵 like NetEnt and Microgaming, and the players from around the world find the 용인 출장마사지 most rewarding 강릉 출장샵 slots Free Slot · Slots & table games · Hacks